Mengusap-usap paha Rani memang memberi sensasi tersendiri, sampai aku merasa penisku menjadi tegang sendiri. XNXX sudah belanja kan?” kata maminya Rani. sana diliat dulu, apa Om dan Tante memang sudah tidur..” kataku berbisik karena merasa agak tidak aman. Rani kemudian menundukkan mukanya dan segera memegang penisku yang sangat keras, berdenyut, dan ingin segera memuntahkan air mani. Tangan Rani kemudian menelusup kebalik bajuku dan mengusap kulit punggungku.“Dodiii.. aahh..” akhirnya dari penisku memancar cairan yang menyembur kemana-mana. apaan sih.., Rani jadi merinding nih”, kata Rani sambil memperlihatkan bulu-bulu tangannya yang memang berdiri, dan sambil tersenyum aku mengelusi tangannya. Aku merasa penisku sudah tegak kembali, dan mulai berdenyut-denyut.“Dodii.. Tidak lama kemudian Rani mendekati kita. nanti di rumah ajaa..” rintihnya. Mulutku langsung dihisap dengan kuat oleh Rani. Pantatku masih ditahan dengan tangannya, pahanya masih menjepit pahaku erat-erat, dan vaginanya masih berdenyut meremas-remas penisku dengan enaknya sehingga sepertinya spermaku keluar semua tanpa tersisa sedikitpun. Tanganku segera menyelinap ke balik bajunya.
