Ia terus membuka baju dan celana pendeknya.Kemudian tangannya membuka ikat pinggangku dan akhirnya menarik ritsluiting dan kemudian dengan perlahan ia menarik celanaku ke bawah. XNXX Terdengar bunyi seperti kaki diangkat dari dalam lumpur ketika penisku kunaikturunkan dengan cepat.“Ayolah Anto, aku mau sampai “. Ida memegang penisku dan mengarahkannya ke lubangnya yang agak lembab. Ida menggenggam dan merenggut kantong penisku dengan perlahan.Kurasakan rangsangan itu menurun pelan-pelan. Harumnya eau de toillette sangat membantu untuk menenangkan pikiranku. Kadang cepat kadang sangat lambat. “Ih curang, bagi dong permennya” katanya sambil menciumi bibirku.Kami saling memainkan permen tadi, bergantian mengulumnya sampai akhirnya habis. “Ida, Farida” jawabnya sambil menyambut tanganku. Kadang kami hanya diam saja dan cukup menggerakkan otot kemaluan kami untuk saling memberi rangsangan. Mula-mula perlahan-lahan dia menggerakkannya, karena memang terasa masih agak kesat dan kering. Akhirnya aku mencoba juga untuk tidur. “Sekarang bagaimana?” tanyaku. “Nggak usah repot-repot”. Kami tidur sampai pagi dan rasanya cukup sekali saja kami bercinta dalam semalam kalau kepuasan
