Waktu merambat perlahan, sampai akhirnya saya menyerah dan memutuskan untuk menceritakan yang sebenarnya. Bokep Kita menjadi semakin akrab, seperti seorang anak kecil yang tidak mau lepas dari mainan favoritnya yang telah lama menghilang. “Ryo….uuhhh….hhhmmm…”, terdengar lembut suara Revy berbisik, di antara desah nafasnya yang memburu.Terus kuperlakukan dia dengan penuh kasih sayang. Saya memang menjemputnya kali ini, karena mobilnya telah expired surat-suratnya dan harus diuruskan ke pihak yang berwenang untuk perpanjangannya. Memang sih dia tidak mengomeliku, namun rekan-rekan yang lain yang menjadi sasaran. Ah…dari Revy yang mengajakku keluar mencari makan bersama sore nanti. Katanya berjalan dengan tunangannya itu adalah jalan-jalan serius, dinner di tempat-tempat yang serius (maksudnya formal kali yah?), membicarakan hal-hal yang serius. Seems just like yesterday…. “Ryo…..ini kamu? Kini Revy setengah berdiri membelakangiku, dengan kedua tangannya bertumpu pada meja kerjanya yang menghadap ke jendela kamar tidurnya yang masih terbuka. bahkan memikirkannya pun tidak. Medio tahun depan mereka merencanakan untuk menikah, segera setelah Heru menyelesaikan studinya.Kami terus
