“Sudah ngopi, Tok?”, tanyanya. XNXX Aku menggelengkan kepala saja dan meneruskan merokok. “Tampangnya sih oke tapi pria seperti itu hanya mau menangnya sendiri seperti bekas suamiku yang pertama”, sambungnya. Kulihat waktu masih menunjukkan pukul 3 pagi lebih sedikit. Kubelalakkan mataku ketika merasakan bibirnya benar-benar menyentuh ujung batang kemaluanku. “Memangnya kamu sudah kenal, Tok?”, tanyanya. Setelah memesan sarapan, Iswani mulai membuka percakapan, tapi karena pikiranku masih di pekerjaan maka aku hanya berbicara sedikit.“Kenapa sih Tok kamu kok banyak diam? Kulihat Iswani masih tergeletak dalam keadaan tidur nyenyak di ranjangnya. Setelah melahap 3 potong roti, aku bertanya padanya, “Dari mana saja Mbak kok dapat roti enak?”
“Tadi aku silaturahmi ke tempat saudara-saudara dan pulangnya dibawain ini”, jawabnya. Setengah dari rokoknya telah habis ketika kulihat Iswani keluar dari pintu kamar dengan menggunakan kaos oblong besar dan celana pendek sebatas paha. “Nggak apa-apa Mbak, cuma mikir kerjaan besok”, jawabku santai. Duduk tepat didepan tangan Iswani sudah mulai merapat dengan tubuhku.
>