Untungnya ini bukan waktunya orang-orang ngamar jadi suasana di loby hotel sedang sepi soalnya aku merasa risih karena masih memakai seragam sekolahku. Bokep Sepanjang siang itu aku digarapnya habis-habisan. Sekarang non Sabrina juga membenci mamang.Lagian mamang juga sudah tua. “Iya non”
“Sabrina mau maafin mamang.”
“Lho?! Biarlah non yang menjadi istri terakhir buat mamang”
“Aduhhh pake ikrar segala sih mang? “He he he maaf ya non. Blesssss! Padahal ia sendiri sudah tahu jika aku tak tahan lagi dikerjai seperti tadi. Nikmat yang menderaku barusan tadi itu sungguh membuatku ketagihan. Tetap saja butiran bening menetes tanpa dapat kucegah. udah mau pulang?”tanya binggung dan belum tahu harus berbuat apa saat melihat diriku bergegas berpakaian. Padahal aku sudah berharap sekali dia peting siang itu. “Mamangg tidak kuat lagii, nonn. Apakah kamu bersedia?” tanya Sabrina. Plop! Kini posisi dadaku berada tepat di depan wajahnya.
>