Kulihat di bawahku ada kain, ya seperti saputangan.“Itu kali Mbak,” kataku datar dan tanpa tekanan.Ia berjongkok persis di depanku, seperti ketika ia membersihkan paha bagian bawah. Makin lama makin jelas. Jepang xnxx Penumpang lima lalu supir, jadi enam kali tujuh, 42 hore aku turun. Bayar arisan. Sial. Tapi ia masih berjongkok di bawahku.“Yang ini atau yang itu..?” katanya menggoda, menunjuk Juniorku.Darahku mendesir. Kesempatan tidak akan datang dua kali. Matanya dikerlingkan, bersamaan masuknya mobil lain di belakang angkot. Lalu asyik membuka tabloid. Kali ini dengan telapak tangan. Haruskah kujawab sapaan itu? Wajahku mulai panas. Lalu memegang pahaku, “Yang mana..?”Yes..! Aku jelas mendengarnya dari sini.Kembali ruangan sepi. Ya, seseorang toh dapat saja lupa pada sesuatu, juga pada sapu tangan. Angin menerobos dari jendela. Tetapi aku masih betah di atas mobil ini.
