Si rambut hitam kembali menyodokkan penisnya di vaginaku dengan kasar. Selesai bersih-bersih teras, aku membuka kotak surat. Bokep Ada yang kurang jelas ibu?”
“Ah, tidak…”, aku tidak terlalu mendengarkannya, pikiranku lebih tertuju pada ruangan ini dan apa yang akan aku alami nanti dan bagaimana hasilnya. Setiap orang, dilayani dua therapist.”
“Tidak ada yang perempuan?”
“Benar bu, hanya tersisa kami.”
“Kalau begitu tidak jadi saja. Satu di vagina, satu lagi di lubang pantat. Namun mereka malah menyemprotkan sperma mereka di dalam tubuhku. Cuma, memang lemak yang ada di tubuh ibu ini yang menutupi kecantikan ibu. Laki-laki dan perempuan, mereka berkata begitu. Aku kemudian bergegas menyalakan laptop dan online. Aku malu dan tak mau mereka nanti menjamah tubuhku. Sebenarnya aku tak mau, tapi aku mengangguk. Ada dua orang, yang pirang dan yang berambut hitam. Bayiku pun ikut menemaniku tidur di ruang keluarga, di tilamnya yang hangat di atas karpet. Kakiku rasanya panas. Aku sebenarnya tak boleh melakukan ini. “Baik ibu, silakan baring terlentang.”,
>