Makanan yang enak-enak dia sumpitkan ke piringku, sisanya dia habiskan. Lalu aku berkata lunak sedikit memelas,
“Kelvin, aku serius, tolong jangan dilanjutkan.. XNXX Tapi cuma satu jam, aku enggak boleh telat.”
Akhirnya aku mengiyakan ajakan Kelvin. “Ssshh! Aku sudah siap dengan kartu kreditku, namun sebelum kartuku diambil oleh sang kasir, Kelvin dengan kilat mengambil kartuku, menukarnya dengan kartu NM-nya dan menyerahkan kepada kasir. Secara keseluruhan dia memang oke, mulutnya manis dan pandai berbicara (tentu saja, mungkin ini modalnya bertitel top sales di daerah sini). Aku kelihatan sangat seksi. “Aku memang ingin kasih tahu kamu…” katanya menatapku. Tapi… aku belum bisa terima bahwa aku baru saja tidur di tempat tidur wanita lain. “Kamu benar-benar menggairahkan… cuma… tidak seharusnya kamu mengenakan bra…” wajahnya dekat sekali dengan wajahku. Di sela-sela ciumannya, ternyata aku masih ingat akan gaun yang akan menutupi tubuhku di pesta besok, “Uhhh Kelvin… bajuku belum dibayar… hati-hati…” Kalimat ini malah mengingatkan dirinya bahwa aku masih berpakaian, diangkatnya bagian rok
